SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PANCA SAKTI
SK Mendiknas RI No. 118/D/O/2009
Program Studi Sarjana
Pendidikan Anak Usia Dini (S.Pd), Pendidikan Bahasa Inggris (S.Pd), Pendidikan Ekonomi (S.Pd)
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN PERKULIAHAN 2011/2012
MATA KULIAH : PENANGANAN ANAK BERKELAINAN
Kode Mata Kuliah : AUD424 ( 3 SKS )
Petunjuk :
1. Jawab semua soal dengan benar sesua petunjuk.
2. Angka yang ada di sebelah kanan soal adalah skor maksimum soal tersebut.
3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap bisa.
SOAL:
1. Menurut undang-undang NO 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (UUSPN) bab VI Pasal 32 ayat (1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Bagaimana pandangan Anda terhadap pernyataan di atas kaitannya dengan pendidikan ABK pada Usia Dini?
2. Anak berkelainan memerlukan bantuan pihak lain dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebutkan tiga hal bantuan yang diperlukan ABK tersebut!
3. Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan atau bimbingan kepada ABK, yaitu: self help, self supporting, self concept, self care, dan self orientation. Jelaskan aspek-aspek tersebut dengan singkat dan jelas!
4. Prinsip-prinsip pendekatan khusus yang dijadikan dasar dalam upaya mendidik ABK antara lain: prinsip kasih sayang, prinsip layanan individu, prinsip belajar dan bekerja dalam kelompok, dan lain-lain. Jelaskan maksud 3 prinsip tersbut di atas!
5. ABK dengan hambatan penglihatan Tunanetra menggunakan fungsi indra lainnya dalam mengembangkan pengertian tentang dunia sekitar. Fungsi indra lain tersebut adalah pendengaran, peraba, pencium, pengecap, dan perasa. Sebutkan dan beri penjelasan 2 (dua) fungsi indra yang dominan digunakan oleh ABK Tunanetra!
6. Pendidik harus mengetahui kemampuan peserta didiknya, salah satunya kemampuan menggunakan indra penglihatan, untuk mengorganisasikan peserta didik di kelasnya. Sebutkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi peserta didik yang menderita low vision.
7. Sebutkan tugas seorang pendidik dalam proses penyesuaian sosial anak tunanetra!
8. Sebelum dekade 90-an, IQ dijadikan acuan dasar keberhasilan seseorang dalam proses pendidikannya. Sebenarnya masih ada faktor kecerdasan lain yang dapat menentukan seseorang berhasil dalam proses pendidikannya yaitu kecerdasan emosional. Berikan penjelasan yang dimaksud dengan kecerdasan emosional dan kelebihan perserta didik yang dapat memanfaatkan kecerdasan emosionalnya!
9. Ada beberapa pengertian mengenai kesulitan belajar, antara lain: (1) Learning disorder, (2) learning disfunction, (3) underacheaver, (4) slow leaner, dan (5) learning disabilities. Pilih 3 (tiga) pengertian yang Anda fahami, kemudian beri penjelasan dan contohnya!
10. Untuk membantu dan melayani peserta didik yang mengalami gangguan komunikasi, pendidik harus memiliki berbagai kemampuan dan metoda pelayanan. Tugas Anda: a. Sebutkan kemampuan yang harus dimilki oleh pendidik untuk hal tersebut. b. Sebutkan dan beri penjelasan 2 (dua) metoda dan teknik pelayanan terhadap peserta didik yang mengalami gangguan komunikasi yang Anda ketahui.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PANCA SAKTI
SK Mendiknas RI No. 118/D/O/2009
Program Studi Sarjana
Pendidikan Anak Usia Dini (S.Pd), Pendidikan Bahasa Inggris (S.Pd), Pendidikan Ekonomi (S.Pd)
KUNCI JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN PERKULIAHAN 2011/2012
MATA KULIAH : PENANGANAN ANAK BERKELAINAN
Kode Mata Kuliah : AUD424 ( 3 SKS )
Kunci Jawaban Skor
1. Sangat relevan, karena Pendidikan Usia Dini sangat dibutuhkan untuk memberi podasi yang kuat kepada semua peserta didik sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. ABK yang dibimbing di PAUD diharapkan dapat dengan mudah melakukan penyesuaian sosial dengan lingkungan sekolah pada jenjang pendidikan lanjutannya (SD, SMP, SMA dst) karena dibekali kemampuan sejak dini untuk menolong diri sendiri, memotivasi diri, memelihara diri, sehingga mampu mengarahkan dirinya ke hal-hal positif lainnya.
2. Bantuan yang diperlukan ABK dari orang lain untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan adalah:
1). Untuk menyadari dan menerima ketunaan yang disandangnya, serta menyikapi ketunaannya sebagai sesuatu yang kurang menguntungkan sehingga perlu sublimasi (penyesuaian dg lingkungan).
2). Memberi kesempatan kepada ABK berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat.
3). Menanamkan dan memupuk rasa percaya diri yang mantap, serta menghindarkan diri dari perasan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
3. 1). Self help adalah kemampuan menolong diri sendiri baik yang muncul dari diri sendiri maupun dikondisikan oleh orang lain.
2). Self supporting adalah kemampuan memotivasi diri sendiri dalam menjalankan aktvitas sehari-hari.
3). Self concept adalah kemampuan memahami konsep diri untik menghindarkan diri terhadap reaksi pertahanan diri yang tidak sehat.
4). Self care adalah kemampuan memelihara diri supaya mereka (ABK) tampak kelihatan wajar, dan tidak memperlihatkan kelemahan agar diperhatikan orang lain.
5). Self orientation adalah kemampuan mengarahkan diri yaitu kemampuan memilih hal yang mungkin dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan.
4. 1). Prinsip kasih sayang adalah menerima mereka apa adanya, dan menupayakan agar mereka dapat menjalani hidup dan kehidupan secara wajar.
2). Prinsip layanan individu adalah berkaitan dengan jumlah peserta didik yang dilayani guru 4 – 6 orang per kelas, kurikulum yang fleksibel, penataan kelas yang memudahkan pelayanan, dan merancang dan memodifikasi alat bantu.
3). Prinsip belajar dan bekerja kelompok adalah agar ABK sebagai anggota masyarakat dapat bergaul dengan masyarakat lingkungannya tanpa harus rendah diri atau minder dengan orang normal.
5. Indra yang dominan digunakan oleh ABK Tunanetra adalah pendengaran dan peraba. Pendengaran memiliki kelebihan sebagai transmisi dalam berinteraksi dengan lingkungan, membantu memberikan petunjuk tentang jarak atau arah suatu objek dengan mengenal suaranya. Dengan mendengar suaranya dapat mengenali karakterristik atau jenis bendanya berdasarkan informasi sebelumnya. Peraba dapat membantu memperoleh pengalaman kinestetik. Dengan peraba dapat memberikan gambaran secara konkret mengenai ukuran, posisi, temperatur, berat dan bentuk, juga berguna dalam kegiatan membaca tulisan huruf Braille.
6. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pendidik di tingkat PAUD untuk mengidentifikasi peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan low vision antara lain.
1). Kenalkan gambar benda dan warna kepada peserta didik sebelum melakukan identifikasi sehingga diperoleh kepastian bahwa peserta didik sudah mengenalnya.
2). Gunakan gambar yang menarik dengan berbagai ukuran.
3). Gunakan gambar dengan berbagai macam warna yang menarik terutama warna-warna dasar.
4). Tampilkan point (2) dan (3) dari berbagai posisi dengan jarak yang bervariasi.
5). Catat setiap kondisi yang dihasilkan dari langkah (4)
7. Tugas pendidik dalam proses penyesuaian sosial anak tunanetra yaitu membina dan mengarahkan pengetahuan anak tunanetra tentang kenyataan yang ada di sekitarnya, menumbuhkan kepercayaan diri, menanamkan perasaan pengakuan diri oleh lingkungan ( terutama keluarga dan masyarakat).
8. Kecerdasan emosional adalah kemampuan peserta didik dalam memotivasi dirinya untuk belajar, memiliki kekuatan dalam menghadapi kegagalan, kemampuan mengendalikan emosi, dan selalu meningkatkan nilai kepuasan atas keberhasilan yang diraih, serta kemampuan mengatur jiwanya.
9. 1). Leaning disorder adalah kesulitan belajar karean adanya ganguan respons yang bertentangan.
2). Learning disfunction adalah proses belajar siswa yang tidak berfungsi dengan baik.
3). Underachiever adalah prestasi siswa yang rendah padahal siswa tersebut memiliki tingkat IQ di atas rata-rata.
4). Slow leaner adalah peserta didik yang lambat dalam proses belajar sehingga memerlukan waktu yang lama.
5). Learning disabilities adalah peserta didik yang tidak mampu belajar atau menghinadari belajar.
10. A. Kemampuan penguasaan bahan, mengelola sarana, dan mengembangkan kerjasama.
B. 1). Metoda Stimulasi (Visual, Auditoris)
2). Metoda phonetic – placement
3). Metoda Moto kinestetic
4). Metoda Psiko-edukative
5). Metoda Compesatory Patern
Jumlah skor
Penghitungan Nilai:
Nilai
Ket: Skor diperoleh, SM= skor maksimum
Garut, November 2011
Dosen Pengampu
UJANG WANASA, S.Pd., M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya akan senang apabila anda memberi berkomentar, namun tidak melanggar norma.